Mini TO TKP 4 Kedinasan

Anda punya waktu 20 menit untuk mengerjakan 20 soal. Kerjakan dengan jujur sebab ini bahan evaluasi kalian. Anda punya kesempatan tiga kali pengerjaan.Kerjakan di laptop atau tablet agar lebih optimal secara tampilan. Kalian yang mau gabung bimbel Kedinasan boleh banget! Kalian bisa klik di sini

The number of attempts remaining is 3

Isi dulu data diri yaah

1 / 20

Di sebuah hari layanan sibuk, seorang warga menyampaikan komplain dengan nada tinggi, sementara antrean di belakang mulai gelisah. Atasan Anda sedang tidak di tempat, dan SOP meminta Anda tetap tenang. Apa langkah Anda?

Meminta warga untuk menunggu dan melayani antrean berikutnya, meski tahu komplain bisa bertambah.

Mengajak warga tersebut ke ruang khusus untuk diskusi privat, namun ini meninggalkan antrean tanpa petugas utama.

Mengajak warga untuk menyampaikan komplainnya secara terbuka di depan antrean, berharap ada tekanan sosial yang meredakan ketegangan.

Menawarkan form pengaduan tertulis agar warga tetap merasa didengar, tetapi tahu ini akan memperlambat pelayanan.

Menghubungi atasan via chat untuk minta instruksi, sambil tetap menjalankan pelayanan seefisien mungkin.

2 / 20

Proyek bersama antarbidang kantor Anda jalan di tempat. Anda harus memilih pendekatan agar kolaborasi membaik, tapi semuanya ada risiko.

Mengadakan pertemuan informal di luar kantor, meski tidak semua suka kegiatan non-formal.

Mengirimkan email reminder soal deadline ke semua anggota, walau terkesan kaku dan menambah tekanan.

Menyampaikan kritik konstruktif langsung ke pihak yang lambat di grup, meski bisa menyinggung.

Mengajak rekan-rekan lain untuk membuat grup WA khusus proyek, meski rawan jadi grup spam.

Melobi atasan tiap bidang agar mereka mendorong anak buahnya lebih aktif, meski terkesan “cawe-cawe”.

3 / 20

Tim Anda terdiri dari ASN muda urban dan ASN senior lokal. Kebijakan baru tidak disukai ASN lokal karena dianggap “budaya asing”.

Menjalankan kebijakan persis peraturan atasan walau risiko disharmonisasi tim tinggi.

Membuka forum dialog antara ASN muda dan senior, walau rawan terjadi debat tanpa solusi.

Menunda implementasi sambil menunggu suasana tim cair, walau progres kerja jadi lambat.

Mengajak ASN muda ikut kebiasaan lokal dulu sebelum membawa perubahan.

Membiarkan ASN lokal menjalankan caranya sendiri, asal pekerjaan selesai.

4 / 20

Anda diminta lembur dadakan padahal punya janji keluarga yang penting. Semua rekan bilang “tinggal kamu yang bisa diandalkan”.

Menolak lembur secara langsung meski reputasi sebagai “team player” bisa turun.

Mencari alasan pribadi tanpa menyebutkan detail, namun kolega mulai curiga Anda tidak komit.

Mengalihkan pekerjaan pada rekan yang sudah lelah, walau tahu itu tidak adil.

Membatalkan janji keluarga demi pekerjaan, meski berdampak pada relasi pribadi.

Mencari solusi alternatif, misal bawa pekerjaan pulang, meski tahu kualitas output bisa turun.

5 / 20

Ada rekan ASN yang mengunggah konten bernuansa provokatif di media sosial, tapi ia rekan satu tim yang punya kontribusi besar.

Melaporkan ke atasan, walau hubungan tim jadi renggang dan Anda dicap “pengkhianat”.

Mengingatkan secara pribadi, meski ada kemungkinan dia tersinggung dan menolak masukan.

Mengajak diskusi tim terbuka soal bahaya radikalisme, meski risiko terjadi perpecahan di tim.

Meminta bantuan teman lain yang lebih dekat dengannya agar menegur, meski Anda terkesan “lepas tangan”.

Membiarkan saja, toh itu urusan pribadi di luar kantor.

6 / 20

Anda menemukan pengeluaran fiktif di laporan perjalanan dinas rekan kerja senior yang terkenal galak.

Melaporkan langsung ke inspektorat, meski tahu rekan itu akan langsung tahu siapa pelapornya.

Menyampaikan temuan secara pribadi ke rekan tersebut, meski risiko dimusuhi.

Mengajak rekan kerja lain untuk sama-sama konfirmasi, walau bisa dianggap “keroyokan”.

Mengabaikan dan tetap mengerjakan tugas sendiri, walau hati tidak tenang.

Menghapus bukti atas permintaan rekan, tapi meminta kompensasi tertentu.

7 / 20

Anda dipindahkan ke unit baru dengan sistem kerja dan karakter bos yang sangat berbeda dari sebelumnya.

Mengamati suasana selama berminggu-minggu tanpa banyak interaksi agar tidak salah langkah.

Langsung menawarkan ide inovasi, walau tim belum menerima Anda sepenuhnya.

Menjalin komunikasi satu per satu dengan anggota tim untuk belajar gaya kerja mereka, meski butuh waktu dan energi ekstra.

Mengikuti saja arus tim tanpa berpendapat, walau lama-lama kehilangan identitas diri.

Mengajukan permohonan mutasi lagi dengan alasan ketidakcocokan.

8 / 20

Seorang penyandang disabilitas menuntut layanan khusus di kantor Anda, padahal sarana/prasarana terbatas dan anggaran habis.

Menyampaikan permohonan maaf dan meminta waktu karena proses pengajuan fasilitas membutuhkan waktu lama.

Mengusahakan bantuan sementara, seperti meminta staf mendampingi langsung, meski staf lain jadi terbebani.

Menyiasati agar difabel dilayani di ruang khusus, walau bukan solusi permanen.

Mencatat sebagai masukan untuk tahun depan tanpa memberi solusi sekarang.

Menggalang donasi pribadi ke rekan-rekan, walau ini bukan tugas formal Anda.

9 / 20

Anda diundang ke forum lintas instansi yang membahas isu sensitif, tapi Anda sadar sikap pribadi Anda bisa “bentrok” dengan kebijakan kantor.

Mengikuti diskusi tapi menahan diri bicara, supaya tidak mencoreng instansi.

Berpendapat tegas sesuai hati nurani, walau berisiko menimbulkan polemik.

Berkonsultasi dulu ke atasan sebelum forum, walau terkesan kurang inisiatif.

Mengikuti arus forum dan memilih setuju dengan mayoritas, meski bertentangan dengan nilai pribadi.

Tidak hadir dengan alasan ada tugas lain.

10 / 20

Anda jadi penanggung jawab acara nasional yang harus merangkul semua suku/agama, tapi ada kelompok kecil yang protes karena tradisinya diabaikan.

Fokus pada konsep acara yang sudah disetujui bersama tanpa revisi, meski kelompok protes makin keras.

Mengakomodasi permintaan mereka di acara inti, walau peserta lain bisa merasa waktu acara terpotong.

Menyediakan ruang khusus bagi kelompok tersebut untuk menampilkan tradisinya di sesi tersendiri, meski jadwal acara harus berubah.

Membuka sesi dialog dadakan di acara, walau risiko molor dan chaos.

Menunda pelaksanaan acara sampai semua pihak benar-benar setuju, walau acara jadi tertunda tanpa kepastian.

11 / 20

Saat terjadi gangguan sistem layanan online, banyak warga protes di media sosial dan meminta penjelasan. Anda sebagai operator pelayanan publik diminta memberi respon cepat.

Membalas semua keluhan dengan penjelasan singkat dan meminta maaf, meski belum ada solusi permanen dari kantor pusat.

Mengumpulkan data semua keluhan, lalu melaporkan ke atasan dan meminta izin untuk mengumumkan status resmi perbaikan layanan.

Membuat pengumuman umum di sosial media resmi instansi, lalu menutup kolom komentar untuk sementara agar tidak menambah kegaduhan.

Membiarkan rekan humas yang bertanggung jawab, meski netizen tetap men-tag akun Anda.

Meminta warga bersabar sambil memberikan nomor layanan pengaduan pribadi Anda.

12 / 20

Proyek kolaborasi Anda gagal karena divisi lain tidak memenuhi deadline. Besoknya ada rapat evaluasi.

Menyalahkan divisi lain secara terbuka di rapat, meski berisiko memperburuk suasana.

Mengusulkan evaluasi bersama dengan data konkret dan tanpa menyebut nama, berharap semua pihak lebih bertanggung jawab.

Mengajak perwakilan divisi lain ngobrol informal sebelum rapat agar suasana jadi cair dan bisa saling memahami posisi.

Menawarkan diri untuk menjadi penghubung utama antardivisi agar komunikasi lebih lancar, meski jadi lebih sibuk sendiri.

Fokus pada laporan tim sendiri saja, biarkan atasan yang menilai.

13 / 20

Anda baru pindah tugas ke daerah yang memiliki kebiasaan jam kerja fleksibel dan sering terjadi rapat mendadak malam hari. Sementara, Anda punya komitmen keluarga di rumah.

Menolak semua rapat malam, meski rekan kerja menganggap Anda kurang adaptif.

Mengikuti pola kerja lokal sepenuhnya, meski ritme hidup Anda terganggu.

Menyepakati dengan tim soal jadwal rapat dan batas waktu agar tidak bentrok dengan komitmen pribadi, walau butuh negosiasi alot.

Bergantian hadir di rapat malam dengan rekan yang situasinya lebih fleksibel, walau kadang jadi tidak update isu terbaru.

Mengusulkan mekanisme absen rapat online untuk yang tidak bisa hadir secara langsung.

14 / 20

Anda dapat tugas dadakan saat sudah bersiap pulang, padahal Anda satu-satunya yang bisa diandalkan sore itu.

Menerima tugas dan mengerjakan sebaik mungkin meski waktu pulang molor.

Mengajukan alasan pribadi kepada atasan dan menawarkan solusi penjadwalan ulang tugas.

Menunda tugas sampai besok pagi tanpa memberi tahu atasan.

Menghubungi rekan yang sudah di rumah dan meminta bantuan walau sebenarnya bukan tugasnya.

Menyelesaikan sebagian tugas lalu pulang, sisanya besok.

15 / 20

Di grup kantor beredar tautan berita provokatif yang tidak jelas sumbernya.

Melaporkan ke admin grup untuk menghapus dan menegur pelaku penyebar tautan.

Memberi edukasi ringan di grup soal pentingnya cek fakta dan bahaya hoaks.

Mengabaikan karena tidak ingin memicu perdebatan baru.

Mengingatkan pelaku secara pribadi tanpa melibatkan anggota grup lain.

Membagikan tautan klarifikasi dari situs resmi, lalu mengajak diskusi terbuka.

16 / 20

Anda mendapati data lembur seorang rekan ternyata tidak sesuai kenyataan (mark up).

Mengonfirmasi diam-diam ke rekan tersebut dan berharap ada perbaikan tanpa perlu ramai-ramai.

Melapor ke atasan dengan bukti, lalu menyerahkan tindak lanjut pada pimpinan.

Mengajak rekan berdiskusi empat mata untuk membahas dan memberi kesempatan memperbaiki sebelum melapor.

Mengabaikan karena takut rekan tersebut balas dendam di masa depan.

Mengajak rekan itu bersama-sama membuat surat klarifikasi ke atasan agar masalah selesai tanpa sanksi berat.

17 / 20

Ada kebijakan baru kerja hybrid. Sebagian rekan menolak, sebagian antusias. Anda ditanya pendapat sebagai staf senior.

Memihak salah satu kelompok agar suasana tidak berlarut.

Membantu menyusun aturan hybrid bersama atasan agar semua pihak terwakili.

Menunggu arahan jelas dari pimpinan dan tidak bersuara dulu.

Membuka forum diskusi dan mengajak semua pihak menyampaikan harapan/keluhan secara terbuka, walau diskusi bisa panas.

Menganalisa kebijakan dan memberi rekomendasi tertulis ke atasan, sekaligus siap mengawal pelaksanaan di lapangan.

18 / 20

Di kantor Anda terjadi antrean layanan panjang akibat sistem offline. Banyak warga mulai emosi dan menuntut layanan cepat.

Membuka jalur layanan manual walau butuh tambahan administrasi, agar antrean tetap bergerak.

Mengedukasi warga soal kendala dan menawarkan solusi waktu tunggu lebih fleksibel (misal: sistem nomor antrean online).

Mengutamakan warga prioritas saja, sisanya disuruh pulang.

Meminta warga sabar dan menunggu perbaikan sistem tanpa solusi lain.

Mengusulkan kerja sama dengan instansi lain yang sistemnya masih online agar warga tetap terlayani.

19 / 20

Anda baru saja dirotasi ke tim yang didominasi “kelompok lama” yang eksklusif dan tertutup pada anggota baru.

Menunggu waktu saja hingga mereka terbuka, tanpa inisiatif berbaur.

Mengajak anggota lama diskusi santai tentang proyek kantor, walau awalnya dicuekin.

Mengusulkan kegiatan internal bareng, seperti makan siang atau olahraga bersama, walau mereka mungkin ogah-ogahan.

Fokus kerja saja tanpa peduli suasana tim.

Menawarkan diri jadi “penghubung” tim dan membuat kanal komunikasi khusus untuk update pekerjaan.

20 / 20

Anda jadi koordinator acara Hari Besar Nasional di kantor. Tiba-tiba ada permintaan dadakan dari kelompok minoritas untuk menampilkan budayanya dalam acara utama.

Menolak permintaan tersebut dengan alasan jadwal sudah final.

Mengusahakan perubahan rundown dengan konsultasi ke semua pihak, walau ada risiko waktu molor.

Menyisipkan pertunjukan mereka di sesi penutup saja tanpa mengubah acara inti.

Mengadakan rapat dadakan untuk mencari jalan tengah bersama panitia, walau acara makin rumit.

Membuka polling online kilat ke seluruh peserta agar keputusan dianggap adil.

Your score is

Tinggalkan Komentar Batalkan Balasan