Gunakan Teks Ini Untuk Menjawab Soal Nomor 16—20
Tahun 2023 Indonesia menghadapi dampak fenomena El Nino berupa musim kemarau yang lebih panjang
dari biasanya. Fenomena El Nino ini berdampak pada kondisi cuaca yang lebih kering, sehingga curah
hujan berkurang, tutupan awan berkurang, dan suhu meningkat. Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) memprediksi kemarau tahun 2023 akan lebih kering dari kondisi normal, bahkan lebih
kering dari tiga tahun sebelumnya. Hasil monitoring BMKG hingga pertengahan bulan Juli 2023
menemukan sebanyak 63% zona musim telah memasuki musim kemarau. Beberapa daerah yang
terdampak cukup kuat adalah sebagian besar wilayah Sumatra meliputi Sumatra Barat, Sumatra Selatan,
Riau, Bengkulu, Lampung; Seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan
Sulawesi tenggara. Daerah-daerah tersebut diprediksi mengalami curah hujan paling rendah dan berpotensi
mengalami musim kering yang ektrem. Prakiraan curah hujan bulanan BMKG menunjukkan bahwa
sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan bulanan kategori rendah, bahkan sebagian
lainnya akan mengalami kondisi tanpa hujan sama sekali hingga bulan Oktober 2023. Masyarakat
Indonesia harus tetap waspada terhadap potensi terjadinya bencana kekeringan.
Bencana kekeringan tentu menimbulkan gangguan pada berbagai sektor kehidupan. Sektor yang paling
terdampak dari fenomena El Nino adalah sektor pertanian, utamanya tanaman pangan semusim yang
sangat tergantung pada ketersediaan air. Dengan demikian, rendahnya curah hujan akan mengakibatkan
lahan pertanian mengalami kekeringan dan pada gilirannya petani mengalami gagal panen. Kemarau
panjang harus diantisipasi dengan ketahanan pangan komoditas utama.
Berdasarkan kondisi tersebut BMKG, mendorong pemerintah daerah, khususnya daerah yang diprediksi
terdampak serius, untuk melakukan langkah mitigasi dan aksi kesiapsiagaan secepat mungkin. Mitigasi
bertujuan untuk memastikan ketercukupan ketersediaan air. Caranya dengan melakukan gerakan panen
hujan, memasifkan gerakan hemat air, dan menyiapkan tempat cadangan air untuk menghadapi puncak
kemarau. Upaya lain yang terkait dengan penyediaan air, BNPB bekerja sama dengan BMKG dan BRIN
melakukan rekayasa menurunkan hujan melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk menambah
suplai air pada danau, embung, sungai, dan sumur. Aksi kesiapsiagaan dilakukan dengan mewaspadai
terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), BNPB telah melakukan apel kesiapsiagaan di enam
provinsi prioritas rawan karhutla seperti Sumsel, Riau, Jambi, Kalbar, Kalsel, dan Kalteng.
16.Menurut bacaan, dampak fenomena El Nino yang terjadi di Indonesia adalah ….